Friday, April 3, 2015

Hubungan Kadar Gula Darah dan Obesitas Terhadap Pola Menstruasi


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Jumlah remaja di seluruh Indonesia tercatat lebih dari 70 juta jiwa atau 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. Jumlah remaja di Indonesia yang bertambah banyak itu seringkali diikuti berbagai macam situasi memprihatinkan, salah satunya adalah obesitas. Prevalensi remaja yang mengalami obesitas dan kegemukan di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan Himpunan Studi Obesitas Indonesia (2004), menyebutkan obesitas pada pria Indonesia mencapai 9,16 persen, sedangkan pada perempuan sekitar 11,2%. Pada tahun 2007, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, tingkat obesitas pada remaja (usia 15-24 tahun) pada tahun 2007 bahkan mencapai 19,1%.

Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan 14% anak di bawah lima tahun di Indonesia mengalami obesitas. Tingkat obesitas tertinggi terjadi di Ibu Kota, yakni mencapai 19,6 %, disusul Sumatera dengan angka 18,3 %.

Kelebihan berat badan di usia remaja tidak hanya membuat remaja mendapat “stigma” dari teman-teman, tetapi juga membuat lebih rentan terkena masalah serius di kemudian hari (Detik News, 2009).

Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kelebihan berat badan cenderung mengalami obesitas di usia dewasa. Obesitas berkaitan erat dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah serta peningkatan resiko terkena diabetes yang ditandai oleh kadar gula darah (KGD) yang tinggi, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung yang berujung pada kematian dini.

Obesitas telah lama dikaitkan dengan masalah ketidaksuburan (infertilitas). Kini sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, telah menemukan hubungan antara kedua faktor tersebut. Perubahan lingkungan di sekitar ovarium sebelum ovulasi, ditemukan sebagai faktor penyebab infertilitas pada perempuan yang obesitas. Karakteristik indung telur dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berkembang dalam ovarium yang ditandai dengan tidak teraturnya pola menstruasi.

Peneliti bermaksud mencari keterkaitan antara kadar gula darah, obesitas dan pola menstruasi. Orang yang obesitas berisiko mengalami kadar gula yang tinggi (hiperglikemia/ diabetes). Obesitas dan diabetes dapat mempengaruhi fungsi reproduksi remaja (mahasiswa) yaitu mengakibatkan ketidakteraturan pola menstruasi yang dalam jangka panjang dapat mengakibatkan infertil. Kesehatan adalah hak semua orang yang harus dipertahankan, mengingat dampak panjangnya terhadap kehidupan seorang perempuan maka peneliti tertarik, mengangkat fenomena ini menjadi sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “ Hubungan Kadar Gula Darah dan Obesitas terhadap Pola Menstruasi".

No comments:

Post a Comment